
![]() |
Bambang Subhekti anggota dewan dari dapil 3/ photo oleh Rae |
Simulasi atau percobaan ini, dilakukan di TPS Pilkades di Desa Temuireng Kecamatan Petarukan ini diikuti oleh warga yang hadir di tempat tersebut. Simulasi juga dilakukan di semua desa yang besok pada hari Minggu (14/10/2018) akan melaksanakan Pilkades secara serentak. Pada periode ke 7 ini yang akan melaksanakan Pilkades ada 18 desa yang meliputi 14 desa dari Kecamatan Petarukan, 2 desa dari Kecamatan Ampelgading, 1 desa dari Kecamatan Comal dan 1 desa dari Kecamatan Ulujami.
Simulasi Pilkades dilakukan untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak mengerti tentang tata cara memilih menggunakan sitem E-voting. Rangkaian Simulasi ini guna memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat pemilih. Selain itu juga evaluasi terhadap kesiapan penyelengara Pilkades baik dari sisi peralatan, kesiapan panitia dan warga masyarakat sebagai pemilih.
Disela-sela kunjungannya Bambang meminta agar panitia bersikap netral, tidak mmemihak terhadap salah satu calon kades manapun.
"Rangkaian Simulasi ini guna memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat pemilih. Selain itu untuk evaluasi kepada panitia penyelenggara dan seluruh warga pemilih yang siap dan cerdas. Akan tetapi perlu dukungan alat dan panitia untuk lebih mengedepankan netralitas, dan jangan sampai terjadi ada penyimpangan disaat sosialisasi awal hingga dihari H. Kapasitas Panitia disini jangan sampai menyalahgunakan wewenang, turut berkampanye disalah satu Calon, " kata Bambang kepada wartawan.
Bambang Subhekti anggota Dewan Dapil 3 ini, menyempatkan diri menyampaikan hal penting terkait Simulasi.
"Hari ini setelah melihat situasi kegiatan Simulasi, pencoblosan model E-voting, alat ini sangat peka dan perlu ahli ITE yang mudah menyesuaikan alat tersebut, terkait seputar pelaksanaan Pilkades nanti, besok pagi agar disiapkan lebih baik Lagi," ungkapnya.
Dia berharapkan BPD serta panitia penyelenggara, supaya memberikan yang terbaik kepada hak warga negara dalam berdemokrasi yang bebas dan adil. Namun ada yang perlu kita sikapi bersama terkait panitia dan alat elektronik voting (E-voting) sampai saat ini, untuk tingkat kejujuran alat dan panitia, bagi masyarakat belum yakin kebenarannya.
Masyarakat sampai saat ini merasa masih belum bisa nalar dari E-voting. Masyarakat kebanyakan justru berasumsi tidak yakin. Program membuat pemilih diarahkan ke bilik E-voting yang sudah dilengkapi perangkat elektronik berupa layar touchscreen, printer mini untuk mencetak kertas audit dan terakhir kertas audit berisi barcode dan nama calon yang dipilih dimasukkan ke kotak audit.
Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik BPPT Dr. Anadari Grahitandaru, M.Si mengatakan bahwa penyelenggaraan sistem e-voting akan menghilangkan kecurangan-kecurangan dalam proses pemilihan karena setiap aktivitas pemungutan suara terekam secara sistemik.(rae/roji)
Editor: Oji

Berikutnya
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »
Next Post »