
![]() |
Darmanto (70), salah seorang Pemilik Toko beras di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Pemalang (24/2) |
Sejauh mata memandang, harga beras yang dikabarkan "Meroket" karena adanya Import Beras, Tahun Politik, serta musim penghujan ini justru terpatahkan oleh pedagang beras yang sudah hampir 50 tahun menghabiskan hidupnya dengan berjualan beras.
![]() |
Salah seorang karyawan toko beras milik Darmanto ketika menimbang beras |
"Hampir 50 tahun saya habiskan berjualan beras, dan saya tau pasti jika kabar yang beredar tentang import beras, tahun politik, atau bahkan musim penghujan seperti saat ini., justru tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi kestabilan harga beras," ungkapnya sembari senyum ketika ditemui Jurnalpemalang.com pada Minggu (24/2/2019).
Beras yang dijual oleh Darmanto juga masih bisa dijangkau oleh warga masyarakat. Harga jual jua masih dikisaran RP. 8.500,-/kg untuk beras dengan kwalitas rendah, RP. 9.500,-/kg untuk beras dengan kwalitas sedang, RP. 11.000,-/kg untuk beras dengan kwalitas utama. Tergantung pilihan para pembeli yang menginginkan beras sesuai dengan keinginannya.
Lebih lanjut Darmanto menjelaskan bahwa di Jawa Tengah bagian Timur seperti Kabupaten Demak, Pati, Klaten, hingga Purwodadi yang juga saat ini masih panen pun harganya sama sekali tak berpengaruh oleh ketiga faktor tersebut (Pemilu, Musim Penghujan, Import Beras.red)
"Harga beras di Pemalang dan Jawa Tengah bagian timur itu sama. Dari mulai Demak, Pati, Purwodadi, hingga Klaten pun tidak terpengaruh yang seperti itu," katanya.
Ketika ditanya Faktor apa yang membuat harga beras meroket, Darmanto, menambahkan, "Hanya disaat benar benar musim Paceklik saja yang bisa membuat harga beras meroket," imbuhnya.(Dentang)
Editor : oji

Berikutnya
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »
Next Post »