
Pemalang – Hal itu disampaikan oleh pengamat politik Prof Rocky
Gerung pada sebuah seminar kebangsaan yang digelar Persatuan Pengusaha Muslim
Pemalang (PPMP) di hotel Regina Pemalang pada Selasa (19/02/2019). Seminar yang
bertema “Ikhtiar Membangun Demokrasi
Cerdas dan Berkwalitas Menjamin Berkembangnya Dunia Usaha” ini dihadiri ratusan
peserta yang berasal dari berbagai kalangan yang ada di Pemalang, dan yang
paling menarik pada acara tersebut ternyata banyak juga peserta yang datang
dari berbagai daerah, seperti Komunitas Santri (Komas) dari Pekalongan bahkan
ada orang Purbalingga yang datang ke Pemalang hanya untuk mengikuti acara
tersebut.
Rocky menyampaikan pernyataanya terkait debat presiden yang
berlangsung pada Ahad (17/2) lalu, yang disampaikan dalam debat tersebut oleh
salah seorang calon presiden. Rocky menilai bahwa debat presiden Ahad (17/2)
seluruh isi pembicaraannya itu bohong.
“Debat kemaren itu seluruh isi pembicaraannya itu bohong, datanya
itu bohong pak Said Didu pagi-pagi sudah menulis 10 kebohongan istana, nanti
ditambah lagi tuh 12, karena setiap hari itu bertambah kebohongan itu dan ga
kapok-kapok,jadi kita ada di situ, jadi kita berupaya jangan sampai bangsa kita
ini hanya dikenal sebagai bangsa pembohong,” kata Rocky dalam paparannya.
Rocky berharap kedepan calon presiden ke depan, punya visi
kedepan sehingga dia mampu untuk mengolah potensi bangsa ini, dan diinvestasikan
untuk generasi di depan.
“Kedepan calon presiden ke depan, punya visi kedepan sehingga
dia mampu untuk mengolah potensi bangsa ini, dan diinvestasikan untuk generasi
di depan. Hal itu yang hari ini kita perlukan, kita itu perlukan dari Pemalang,
kita itu perlukan dari Monas Jakarta, kita perlukan itu dari seluruh Indonesia,
karena itu kita ingin agar pembicaraan hari ini tentang ketidak adilan, tentang
jumlah keohongan oleh rezim, “ kata Rocky.
“Ketika saya masih menjabat bila ada orang yang datang
kepadanya dan membawa paling banyak nota (titipan sesuatu red) pasti pertama
yang akan dicoret, karena menurut saya, ia pasti bukan petarung (orang-orang
mau bekerja keras sesuai dengan proses, red), tapi sebagai penikmat. Saya tidak
butuh penikmat tapi butuhh petarung,” kata Said ketika mnceritakan dirinya saat
masih menjadi Sekertaris Kementerian BUMN.
Selain kedua tokoh nasional yang menjadi narasumber,
sebelumnya ada H. Isro Abdilah Ketua Persatuan Pengusaha Muslim Pemalang (PPMP)
dan H. Mukhamad Arifin pengusaha muda dari Pemalang yang menjadi ownernya
PT. Renovatria Prima, satu-satu perusahaan kimia tekstil yang ada di Jawa
Tengah.(roji)

Berikutnya
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »
Next Post »