
Namun, sejauh mata memandang, warisan nenek moyang yang tak ternilai dengan ekonomi ini, kian kemari kian tak mampu bersaing dengan kebudayaan yang berasal dari luar negeri. Para generasi penerus bangsa yang seakan cuek akan warisan itu semua, tampak lebih konsentrasi dengan budaya dari bangsa lain.
Diungkapkan oleh salah seorang publik figure yang sudah tidak asing lagi dikancah nasional. ria berkulit putih, senyum manis, berambut cepak ini, nampak prihatin ketika mengetahui keadaan para generasi millenial yang tidak mau menjaga, mempelajari, bahkan melestarikan kearifan budaya asli Indonesia. Tora Sudiro, tampak meneteskan air mata ketika melihat dari dekat para generasi millenial yang seakan tidak ada waktu mempelajari kesenian, kebudayaan, atau bahkan mengeksplore seni budaya di daerahnya.
"Saya sedih ketika tau para generasi penerus bangsa ini seakan lupa pada warisan nenek moyang kita yang berupa kesenian tradisional maupun mengembangkan daerahnya untuk jadi destinasi wisata," katanya (20/6).
Dikatakan lebih lanjut, Tora Sudiro, mengungkapkan, semua boleh mempelajari kebudayaan lain, namun janganlah melupakan kebudayaan asli Indonesia.
"Boleh dan tiada salahnya ketika para generasi millenial ini mempelajari kebudayaan bangsa lain. Namun harus tetap lebih mencintai kebudayaan bangsa dan negara kita sendiri," imbuhnya.
Sementara itu, menurut Hangga, salah seorang panitia kegiatan bertemakan "Festival Heppiii", kegiatan sederhana namun penuh makna realisasi pendidikan karakter ini sengaja diadakan sebagai salah satu pengingat dan juga sarana para generasi millenial untuk lebih mencintai kebudayaan Asli Indonesia.
"Tari tradisional, permainan tradisional, bahkan penampilan grup musik calung pun ditampilkan dalam kegiatan ini. Ya dengan harapan para generasi millenial dapat lebih mencintai kebudayaan asli Indonesia. Dengan begitu, yang dinamakan pendidikan karakter diri dan bangsa, akan terealisasikan," pungkasnya. (Dentang)

Berikutnya
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »
Next Post »