Kabar Terkini

Iklan

Iklan

Pendidikan

Ekonomi

Flag Counter

Subscribe Here

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Juara Eks Karsidenan Pekalongan, KPK Pemalang Siap Tanding Di Tingkat Provinsi

Dibaca 0 kali
Iklan

Pemalang - KPKP (Komunitas Peduli Kali Pemalang) yang bergerak dalam kegiatan pelestarian Sungai Waluh dari Desa Pegongsoran hingga Desa Asemdoyong. Komunitas Peduli Sungai yang baru terbentuk akhir tahun 2018 ini dilatarbelakangi atas kegelisahan pada kondisi hampir seluruh sungai di wilayah Kabupaten Pemalang yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Diperparah lagi dengan perilaku buruk masyrakat yang menangkap ikan dengan cara disetrum dan diracun.
KPKP yang baru terbentuk ini beranggotakan masyarakat dari berbagai kalangan anak muda, pegawai, wiraswasta, penghobi mancing dan lain sebagainya. KPKP dengan semangat yang terus tumbuh dan terus melebarkan sayapnya dengan menggandeng berbagai instansi, akademisi dan komunitas lain, termasuk kesepakatan bersama yang telah ditandatangani bersama Ketua STIT Pemalang. Setelah terbentuk, KPKP mengikuti Lomba Komunitas Peduli Sungai tingkat Balai PSDA Pemalang Comal yang menangani Sumber Daya Air di wilayah Eks Karesidenan Pekalongan, dari Batang hingga Brebes. Pada lomba yang diselenggarakan bulan April-Mei 2019 ini KPKP meraih Juara l sehingga pada tahapan berikutnya mewakili Balai PSDA Pemali Comal untuk mengikuti lomba yang sama di tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dimulai penilainnya pada hari ini dengan kunjunhan ke Sekretariat KPKP di Desa Sokawangi dan kunjungan lapangan ke sungai di wilayah Penggarit.

Ketua KPK Pemalang Imam Nudin mengatakan tahapan pertama dalam lomba tersebut adalah presentasi pada bulan Maret 2019 lalu. Setelah itu ditindak lanjuti dengan visitasi atau peninjauan ke sungai pada bulan Mei 2019. Hasil dari semua tahapan tersebut ternyata PKP Pemalang jadi juara.

Lebih lanjut Imam menyampaikan pesan sosialnya yaitu hormati sungai jangan buang limbah di sungai-sungai, di tempat jamban dan di tempat pembuangan Air. Jadikan air sungai itu sebagai sumber kehidupan kita dan hormati sungai jangan distrum, jangan diendrim.

"Waktu paparan kita juara satu, di Karsidenan Pekalongan kemudian selanjutnya adalah visitasi kita juga juara dilomba tingkat Provinsi, yang hari ini Senin 24/6, sedang pemaparan tim Panelis penilaian dari Jawa Tengah," ungkap Imam.

Selanjutnya penilaian lomba akan dilaksanakan di Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah dengan presentasi kegiatan komunitas pada tanggal 8 Juli 2019.

KPK Pemalang yang kantor sekertariatnya berlokasi di Desa Sokawangi, sebagai perwakilan Sungai Waluh Pemalang semoga memperoleh nilai tertinggi yakni sekitar 863," kata Imam saat dihubungi media ini.

Sebagaimana diceritakan di atas, awal mula terbentuknya komunitas ini bermula dari keprihatinan warga akan kondisi sungai yang dianggap kritis. Dahulunya, sepanjang sungai Waluh menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah, bahkan banyak warga yang buang air besar di aliran sungai, ungkapnya lagi.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, kata Imam, selaku komunitas yang kebetulan punya hoby "mancing, turut prihatin ketika melihat sungai penuh sampah, dan ketika mancing pun seringkali mengenai sampah dikail nya, ungkapnya pada Media ini. Kemudian bersama- sama masyarakat sepakat untuk menata sungai yang disekitar agar kembali ke fungsinya agar bisa melindungi habitat yang hidup disungai. Penataan awal  dilakukan pada bulan lalu masih di tahun 2019,  tepatnya di bawah jembatan Sungai Irigasi sebelah rumah yang kemudian Sungai Utama aliran Irigasi Desa Sokawangi, Kecamatan Taman. Kanan kiri sungai dengan dihiasi Ban bekas serta pohon hias agar tidak digunakan untuk membuang sampah.*

Reporter : Rae/Roji
Editor      : Oji

Iklan
Berikutnya
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »