
![]() |
Sebanyak 150 hektar sawah di blok Jatiteken mengalami kekeringan akibat musim kemarau. (Photo by Roji) |
![]() |
Sebagian petani Di Desa Klareyan, blok Jatiteken mengeluh karena sawahnya mengalami kekeringan. (Photo by Roji) |
"Air irigasi tidak sampai di sini kalau musim kemarau," ungkap Karsadi.
Ia juga berharap agar bisa menperoleh air untuk mengairi sawahnya yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
"Harapan saya ya agar pemerintah dapat mengupayakan, apapun caranya yang penting kami bisa memperoleh air agar bisa menanam padi," katanya.
![]() |
Pihak Pemdes melakukan pengeboran untuk dapat meperoleh air. (Photo by Roji) |
Namun upaya tersebut sia-sia karena debet air yang berasal dari bendungan Pintu Sokowati pada musim kemarau memang berkurang, sehingga air yang mengalir tidak sampai di area blok Jatiteken.
"Kami sudah berupaya agar air bisa mengalir sampai di area blok Jatiteken dengan cara melakukan pengerukan saluran irigasi yang menuju ke area Jatiteken, tapi karena pada musim kemarau debet air berkurang, ya airnya tidak sampai di blok Jatiteken," jelasnya.
Gendut panggilan akrab Kades Desa Klareyan mengatakan, dirinya saat ini juga sedang berupaya membantu petani dengan membuat sumur bor dengan kedalam sekitar 60 meter yang nantinya akan disedot menggunakan pompa air yang telah dimiliki oleh Pemerintah Desa Klareyan.
"Air akan disedot menggunakan pompa air yang dimiliki pihak desa, nanti bahan bakarnya petani suruh iuran untuk membeli bahan bakarnya," ungkapnya.
Gendut berharap dengan adanya pompa tersebut petani di area blok Jatiteken akan menikmati air, guna mengairi sawahnya.
"Saya berharap setelah pengeboran selesai, kami tidak lagi melihat petani pergi ke sawah dengan membawa-bawa pompa air," pungkasnya.*
Reporter : Roji
Editor : Oji

Berikutnya
« Prev Post
« Prev Post
Artikel Sebelumnya
Next Post »
Next Post »